Kamis, 03 Maret 2016

FILM JINGGA : MENCINTAI HIDUP WALAU TAK MELIHAT

Menjadi Buta boleh jadi kehilangan penglihatan, tetapi menjadi buta tidak berarti menjadi kehilangan hidup, semangat, cinta, persahabatan, dan harapan. Kira-kira itulah yang digambarkan oleh fIlm Jingga yang diproduksi oleh Lola Amaria Production ini. Dilhat dari rekam jejak seorang Lola Amaria, memang dia selalu terlibat dalam karya yang menginspirasi dan juga mengandung kritik-kritik sosial di dalamnya. Hal ini juga terlihat dalam karya film terbarunya tersebut. Tidak hanya mengangkat soal kehidupan dari penyandang tuna netra, tetapi film ini juga menceritakan bagaimana karakter bernama marun menceritakan kepada teman-temannya bahwa di keluarga dan kampungnya di Karawang, Jawa Barat bahwa mereka semua menjadi tuna netra karena meminum dari air sungai yang tercemar, marun menceritakan ke teman-temannya bahwa di keluarganya hampir semua menjadi tuna netra kecuali sang ayah. Bila kita mencari pencarian di google, maka banyak sekali berita yang mengatakan bahwa sungai di karawang sudah banyak tercemar. Sebuah kritik sosial yang disampaikan lewat dialog sederhana tetapi menurut saya sangat mengena dan patut menjadi perhatian bagi kita semua. Yang menarik lagi dari film ini juga bagaimana Jingga diajak oleh Nila nonton film di sebuah bioskop. Well, menurut saya scene ini menarik karena tidak pernah terpikirkan di dunia nyata bahwa seorang tuna netra bisa memiliki keinginan untuk nonton bioskop, padahal melihat saja tidak bisa. Tetapi toh mereka tetap menonton di bioskop, tidak terbeban bahwa mereka seorang penyandang tuna netra. Menjalani semua yang ada dan bisa membuatnya menjadi lebih mudah adalah pesan yang saya dapat dari scene ini. tetapi sayangnya film ini (setidaknya di kota Semarang) mendapat apresiasi yang kurang positif, terlihat ketika saya menonton film ini pada tanggal 29 februari, film ini hanya mendapatkan 2 slot jam tayang. Film-film seperti ini memang tidak menjadi pilihan di antara film-film lain yang memang mendapatkan perhatian lebih dari penonton karena berbagai faktor, tetapi ketika saya telah selesai menonton film ini, saya tidak menyesal untuk mengeluarkan uang 30 ribu rupiah untuk menonton film ini dan membawa apa yang bisa saya share kan kepada masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar